Segala
puji bagi Allah Swt yang senantiasa melimpahkan banyak sekali nikmat kepada
kita, semoga Allah menjadikan kita di antara hamba-hambaNya yang pandai
bersyukur dan kelak memasukkan kita ke dalam SyurgaNya. Amin..
Ada
banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam menikmati kehidupan di dunia ini.
Dan kita semua sama-sama meyakini bahwa hidup tidak pernah bergantung kepada banyaknya
harta yang kita simpan, tidak kepada warna kulit, tidak kepada merek baju yang
kita pakai, dan tidak juga kepada kegagahan dan kecantikan yang kita miliki.
Karena banyak orang di dunia ini yang memiliki itu semua, namun malah bertolak
belakang dengan kehidupan mereka. Bukankah banyak orang kaya, terkenal, punya
jabatan penting, tersohor diberitakan bunuh diri karena mengalami depresi..?
ini tentu menjadi sebuah pertanyaan besar, sebenarnya apa itu hidup? Untuk apa
kita hiudp? Kepada siapa kita mesti bergantung? Dan bagaimana mesti menjalani
hidup?
Syekh
Al A’rifi, salah seorang pemikir Islam mengatakan bahwa hakekat kehidupan
tergantung kepada bagaimana hubungan seseorang
dengan Tuhannya, hubungannya dengan orang lain, hubungannya dengan dirinya sendiri,
dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana ia mengembangkan potensi dirinya.
Di
antara permasalahan pada zaman sekarang ini adalah banyaknya dari kita yang
tidak mau mengembangkan potensi diri yang kita miliki. Di dalam permasalahan
ilmu agama misalnya, mungkin tidak akan menjadi hal yang aneh dan tabu bila seseorang
yang sudah berumur 20 tahun tidak mengetahui berapa ketinggian gunung Everest
saat ini, atau ia tidak mengetahui berapa kedalaman Laut Merah, tidak tahu
ukuran lapangan Camp Nou, benar bahwa pengetahuan-pengetahuan semacam ini
sangat berguna. Namun, sangat disayangkan bila seseorang mengetahui pengetahuan tersebut tetapi ia tidak
mengetahui hal hal sederhana dalam agamanya, seperti ia tidak mengetahui tata
cara salat yang benar, tidak tahu bagaimana cara berwuduk yang betul, tidak
tahu cara membaca Al Quran, tidak tahu apa hukumnya berzakat, tidak tahu
tentang puasa puasa sunat, atau tidak tahu cara menyalatkan jenazah.
Rasulullah
Saw di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah pernah bersabda bahwa di
antara tanda-tanda akhir zaman adalah ketika manusia tidak tahu lagi hal-hal
yang mendasar dari agamanya, ia tidak tahu cara berpuasa, tidak tahu mengenai salat,
tidak tahu cara berhaji, tidak tahu tentang zakat dan hal-hal yang berhubungan
dengan agamanya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم يَدْرُسُ الإِسْلاَمُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْىُ الثَّوْبِ حَتَّى لاَ
يُدْرَى مَا صِيَامٌ وَلاَ صَلاَةٌ وَلاَ نُسُكٌ وَلاَ صَدَقَةٌ
Dan banyak sekali riwayat di
dalam hadis-hadis Nabi yang menerangkan bahwa awamnya manusia terhadap agamanya
merupakan di antara tanda-tanda akhir zaman.
Kenapa
hal demikian bisa terjadi..? Apa penyebabnya..? Apakah sebabnya karena ketidakmengertian..?
atau kebutaan huruf..? tentu tidak! Para ulama menjelaskan bahwa penyebab banyaknya
manusia yang awam terhadap agamanya adalah kurangnya sikap kepedulian dalam
beragama, kurangnya ghirah dalam ber-Islam. Seseorang mungkin saja malu bila ia
terlambat pergi ke kuliah, namun ia tidak pernah malu untuk meninggalkan salat,
seseorang mungkin merasa berdosa bila menyinggung perasaan temannya, tetapi
tidak pernah merasa berdosa bila ia menyakiti hati orang tuanya.
Maka
sudah saatnya kita sebagai seorang muslim menikmati kehidupan dunia ini dengan cara
menuntut dan mempelajari ilmu agama. Tidak ada masalah bila di sekolah, di
perkuliahan kita belajar hal- hal umum, bercita-cita menjadi dokter, perawat, pilot,
polisi, tentara, guru fisika, guru biologi, guru kimia, guru bahasa, dosen dan
sebagainya tetapi jangan pernah tinggalkan pelajaran agama, jangan pernah kita
tinggalkan majlis-majlis ilmu Islam, jangan pernah kita tinggalkan hal-hal yang
akan menolong kita di akhirat kelak. Sesuatu yang akan kita butuhkan ketika
kita tidak ada lagi di dunia ini.
Sebagai
penutup, ada sebuah do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada
kita agar senantiasa memohon kepada Allah untuk selalu di anugerahi ilmu yang bermanfaat baik itu di dunia maupun di akhirat kelak. Do’a itu berbunyi:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِى
بِمَا عَلَّمْتَنِى وَعَلِّمْنِى مَا يَنْفَعُنِى وَزِدْنِى عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
عَلَى كُلِّ حَالٍ
Ya
Allah..Anugerahilah kepada hamba manfaat terhadap apa yang telah hamba pelajari,
dan ajarilah hamba ilmu yang bermanfaat, tambahkanlah ilmu hamba, dan segala
puji hanyalah bagi Engkau atas segala sesuatu
Aminn...
#Banyak maaf bila ada kata yang
kurang berkenan..:)