panelarrow

Minggu, 15 November 2015

Ali Dan Fatimah : Ku Dapatkan Cintamu

          Siapa yang tidak kenal dengan Ali Bin Abi Thalib,,? Beliau adalah khalifah ke 4 (empat) dalam sejarah Islam.Dikisahkan ketika beliau remaja, ada perasaan yang terdalam dihati Ali yang jarang dikisahkan oleh orang-orang kebanyakan. Fatimah, putri kesayangan Rasulullah Saw adalah kemenakannyanya yang mempesona di mata Ali. Ibadahnya, keshalehannya, kecantikannya, kelembutan hatinya, kesopanan, kesantunan, perilakunya yang elok dan semua hal yg terbaik dari diri seorang perempuan, ada pada Fatimah. Ali tidak tahu apakah rasa yang ada dalam hatinya adalah cinta atau hanya sebatas kekaguman semata. Namun yang pasti,hati Ali tersentak ketika mendengar kabar bahwa Fatimah telah dilamar seseorang.

          Fatimah telah dilamar oleh seorang laki-laki yang paling dekat kedudukannya dengan Rasulullah Saw, seorang laki-laki yang keimanannya tak sebanding dengan keimanan seluruh manusia yang ada di dunia ini, laki-laki yang sudah dikabari oleh Sang Baginda sebagai salah satu penghuni Syurga, beliau adalah Abu Bakar As-shiddiq. Ali berfikir ia bukanlah tandingan seorang Abu Bakar, mulai dari ibadahnya, infaqnya, tebusannya terhadap Bilal, Ibnu Mas'ud, Khabab dan kepada keluarga Yasir cukup meretas kesadaran Ali bahwa ia hanyalah laki laki yang belum pantas dibanggakan,

"Inilah persaudaraan dan cinta..
Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku,
Dan aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah atas cintaku"
demikian Ali berujar,,,

Namun cinta Ali tidak pernah meminta untuk datang dan pergi.  Cinta adalah pengorbanan dan keberanian, Bahkan keinginannya semakin besar untuk meminang Fatimah ketika mengetahui kabar bahwa lamaran Abu Bakar ditolak oleh Rasulullah, Saw.
           Hanya saja, kisah ini belum sampai di sini, cinta terpendam Ali ternyata harus kembali dipendam jauh, Allah masih menguji kesungguhannya terhadap Fatimah karena setelah Abu Bakar mundur, ternyata ada laki-laki lain yang hendak melamar Fatimah. Seorang laki-laki yang terkenal dengan keberanian dan kepahlawannya, seorang laki-laki yang dengan keislamannya membuat kaum muslimin mulai berani angkat bicara,

ﻣﺎ ﻟﻘﻴﻚ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻗﻂ ﺳﺎﻟﻜﺎ ﻓﺠﺎ ﺇﻻ ﺳﻠﻚ
ﻓﺠﺎ ﻏﻴﺮ ﻓﺠﻚ ،
"Tidaklah setan menemuimu
berjalan di satu jalan melainkan ia
mengambil jalan lain yang bukan
jalanmu”

Begitu ujar Rasulullah tentang diri laki-laki ini, ialah Umar Bin Khattab. Benar sekali,  Al-Faruqnya Islam telah melamar Fatimah dan dengan sederet status serta kedudukan tinggi Umar di mata Sang Baginda dan para sahabat, Ali bukanlah tandingan Umar saat itu, Ia kembali tertunduk pasrah, Mencintai bukan berarti harus memiliki. Cinta adalah pengorbanan antara rasa dan harapan. Inilah ujian hati,



                  Dalam kisah cinta haru biru antara Ali dan Fatimah, bukanlah perjuangan cinta bak cerita fiktif dalam sinetron. Ali harus kembali mengusap dada, menenangkan diri ketika mengetahui ternyata ada laki-laki lain lagi yang melamar Fatimah. Namun bukan takdir namanya bila tak mampu merubah keadaan. Umar, sang lelaki yang juga dijanjikan Syurga itu, juga ditolak oleh Rasulullah untuk mempersunting Fatimah. Ali termangu dalam puncak kebingungan, entah menantu seperti apakah yang Rasulullah inginkan untuk sang putri jelita? Apakah Utsman? Ataukah Abdurrahman bin Auf yang kekuatan infaqnya menggetarkan kota Yastrib? Atau Sang Baginda inginkan menantu dari kalangan Anshar agar persaudaraan antara umat Islam semakin erat? Sa'ad bin muadz kah? Abu Ayyub..? Ali beristghfar. Tidak sepatutnya ia melamun sampai mengganggu hatinya. Maka, untuk menghapus segala keraguan, ia bergumam "Mengapa aku tidak mencoba dahulu? aku inginkan agamanya bukan dirinya. Aku harus bertanggung jawab atas masa depan dan harapanku selagi tak ada kemaksiatan di dalamnya". Dan singkat kisah, Ali pun menghadap kepada Sang Nabi dengan penuh keluh kesah yang menggetarkan Ali menyampaikan hasrat hati untuk menikahi Fatimah, Dalam gambaran pikirannya, akankah ia akan mengalami nasib yang sama dengan Abu Bakar dan Umar,,? Karena memang dari segi ekonomi ia tak menjanjikan apa apa kepada Fatimah melainkan satu baju besinya. "Ahlan wasahlan" begitulah kalimat yang meluncur dari mulut sang Baginda, beliau tersenyum terang melihat Ali yang tersungkur syukur dalam sujud mendapatkan jawaban Rasulullah Saw.

"Dipendamkan dalam dalam,
Dijaga sebaik baik,,
tidak diceritakan kepada sesiapa tentang perasaan hatinya...
Tertarik dirinya pada seorang gadis yg punya kepribadian tinggi,,,
paras yg cantik, sikap yang elok,,
apatah lagi ibadahnya, hasil didikan
Ayahnya..
serikandi berperibadi mulia...
Fatimah Az-Zahrah,,,

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Sample Text

Pages

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Labels

Mahasiswa Al Azhar- Cairo-Mesir

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Unordered List

Pages - Menu

Copyright © Cahaya Perjalanan | Powered by Blogger
Design by AnarielDesign | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com